Buku yang terbit tahun 2017 dengan tebal 179 halaman ini, merupakan buku antologi kritik sastra dari 21 orang sastrawan, pengamat, dan kritikus sastra Indonesia yang diambil dari tahun 1935 sampai 1984 (rentang waktu 49 tahun). Sejumlah nama besar yang karyanya dihimpun dalam buku yang mau diperkenalkan ini, antara lain Sutan Takdir Alisjahbana (STA), Sanusi Pane, Sutan Sjahrir, Chairil Anwar, …
A. Teeuw pernah mengatakan bahwa Pramoedya merupakan penulis yang muncul hanya sekali dalam satu generasi, atau malah dalam satu abad. Saya yakin, pendapat itu tidak hendak melebih-lebihkan. Pramoedya adalah novelis yang tidak hanya mewakili Indonesia melainkan juga kawasan Asia. Ia penulis yang mencurahkan pemikiran di bawah naungan humanisme. Kemanusiaan merupakan satu dasar pemikiran dan lan…
Buku Akar Melayu karya Maman S. Mahayana ini mencoba membandingkan dinamika yang terjadi antara sastra Indonesia & Malaysia sebagai dua wilayah perkembangan sastra yang masing-masing sebetulnya berangkat dari akar yang sama.
Penelitian ini bertujuan antara lain : 1. Mengungkapkan faktor-faktor yang menyebabkan perjalanan kesusastraan Indonesia dan kesusastraan Malaysia bergulir ke arah yang berbeda, meskipun keduanya berasal dari tradisi kesusastraan yang sama, yaitu kesusastraan Melayu 2. Mengungkapkan secara umum pengaruh politik kolonial Belanda di Indonesia dan Inggris di Malaysia terhadap sistem sastra di ke…
Buku ini menawarkan menu baru bagi perbincangan tentang tokoh-tokoh bangsa dari wilayah yang tidak selalu populer tapi menentukan tegak-tidaknya martabat suatu bangsa, yakni tradisi tulis dan kebudayaannya.
Esai adalah wacana yang berada di persimpangan jalan. Sebagai fiksi, ia bertumpu pada fakta empiris, sosiologis, dan historis. Sebagai nonfiksi, ia kerap memainkan segala macam diksi: metafora, analogi, simbolisme, dan majas lain yang dalam karya sastra menempati posisi penting.