Raumanen seorang gadis cantik, rajin, independen. Monang seorang pemuda flamboyan, doyan pestam bermobil sedan mengilap mewah merek Impala. Raumanen orang Manado, Monang orang Batak, walaupun keduanya besar di Jakarta. Tentu saja meeka jatuh cinta. Perasaan yang menyusup perlahan-lahan dan baru mereka sadari setelah menjungkirbalikkan semuanya di dunia mereka.
novel ini melukiskan penindasan terhadap kaum wanita dan sebagai metafor semasa rezim Anwar Sadat, serta penindasan oleh para tuan tanah pada umumnya.