“Apakah hidup akan menyisakan sepotong kecil, seukuran kuku kelingking, sedikit saja, keinginanku yang bisa kutanam dan kusimpan sendiri? Hyang Widhi, apakah sebagai perempuan aku terlalu loba, tamak, sehingga Kau pun tidak mengizinkanku memiliki impian? Apakah kau laki-laki? Sehingga tak pernah kau pahami keinginan dan bahasa perempuan sepertiku?” * Sebelas cerita dalam buku kumpulan cerpe…
Perempuan Bali itu, Luh, perempuan yang tidak terbiasa mengeluarkan keluhan. Hanya dengan cara itu mereka sadar dan tahu bahwa mereka masih hidup, dan harus tetap hidup. Keringat mereka adalah api. Dari keringat itulah asap dapur bisa tetap terjaga. Mereka tidak hanya menyusui anak yang lahir dari tubuh mereka. Mereka pun menyusui laki- laki. Menyusui hidup itu sendiri.Ó Seperti Arundhati Roy …
Novel ini mengisahkan tentang kondisi adat Bali. Tentang sebuah cinta yang terlarang dalam adat. Melalui novel ini, Oka Rusmini menyingkap Bali bukan dari wajah cantiknya, tapi dari sisi gelap kultur dan manusia-manusianya.
Inilah novel tentang tubuh perempuan yang sesungguhnya tidak jadi milik mereka sendiri. Bahkan sering kali mereka juga gagap berhadapan dengan tubuh sendiri. Tubuh yang kadang tidak mereka kenal. Inilah kisah perempuan-perempuan yang tidak tahu apakah menjadi perempuan adalah sebuah anugrah atau justru kutukan.