“Yaaah, énté Kab, kalow soal Kopid nyang bisé bikin mati ajé solidaritas secuil, pegimané amé ekonomi nyang cumak bikin miskin?” “Saking miskinnya terus mati jugak nantinya kan?” “Iyalah, miskin dulu baru koit…” “Mati pelan-pelan namanya Dul.” “Yo-i, mati pelan-pelan…” * “Sukab dan kawan-kawan adalah warga kota yang meskipun fiksional bisa kita temukan …
Mengapa cerpen-cerpen dengan tema sosial yang nyata tidak muncul? Apakah memang persoalan sosial tidak (lagi) menarik bagi para pembaca Indonesia pada masa ini? Salah satu penjelasannya adalah karena apa yang terjadi di masyarakat Indonesia dalam tahun-tahun terakhir ini sudah begitu dahsyat, sehingga sukar untuk diterima akal sehat.... Kita bisa berteori tentang macam-macam penjelasan. Tapi, a…
Situasi pandemi yang menyapu dunia saat ini terekam dalam sejumlah cerpen yang dimuat Kompas sepanjang tahun 2020. Akan tetapi, seperti halnya warna budaya, situasi pandemi adalah konteks. Cerita tetap membutuhkan substansi yang kuat untuk ditempatkan pada konteks tersebut. Hal ini menjadi tantangan bagi penulis cerpen, tak terkecuali yang sudah dimuat di Kompas. Sayangnya, kadang kala kesulita…
Saksi Mata merupakan buku kumpulan cerita pendek karya Seno Gumira Ajidarma. Buku ini terbit pertama kali tahun 1994. Kisah-kisahnya ditulis berdasarkan pemberitaan mengenai Insiden Dili yang sempat membuat ia dilepaskan untuk sementara dari tugasnya sebagai redaktur pelaksana Jakarta Jakarta. Keenam belas kisah yang terdapat dalam buku ini menyuguhkan cerita tentang kekejaman dan derita manusi…
Bagaimana jika Anda dilarang menyanyi di kamar mandi dengan alasan suara Anda menimbulkan imajinasi yang meresahkan masyarakat republik ini? Relakah Anda dilarang menyanyi di kamar mandi hanya karena imajinasi telah membuat banyak orang tidak tahu diri? Sudikah nasib Anda ditentukan oleh orang banyak tanpa alasan yang masuk akal tentang suara nyanyian Anda setiap kali mandi? Mungkinkah Anda …
Setelah lolos dari maut dalam perburuan Kitab Ilmu Silat Kupu-Kupu Hitam ke kota mistik Shambala, Pendekar Tanpa Nama meneruskan perjalanan ke Chang’an, ibukota Negeri Atap Langit berpenduduk dua juta manusia dari segala bangsa, menyusuri jejak Harimau Perang, tersangka pembunuh Amrita kekasihnya. Berhasilkah pendekar kelana dari Javadvipa ini mencuri Pedang Mata Cahaya dari Istana Daming?…
Mengikuti hasrat pengembaraan, Pendekar Tanpa Nama dari Javadvipa tiba di Tanah Kambuja pada tahun 796. Perjumpaan dengan seorang perempuan pendekar, membuat ia terlibat berbagai pertarungan maut yang setiap kali nyaris mencabut nyawanya. Bersama perempuan pendekar itu, ia bergabung dengan pasukan pemberontak An Nam yang melawan penjajahan, yang kemudian membuatnya wajib melakukan perjalanan…
Pulau Jawa tahun 871. Pendekar tanpa nama yang telah mengundurkan diri dari dunia persilatan sudah 100 tahun umurnya. Pendekar tua itu sudah lupa, siapa saja lawan yang pernah terbunuh olehnya, dan barangkali kini murid atau kerabat lawan-lawannya datang menuntut pembalasan dendam. Bahkan negara menawarkan hadiah besar untuk kematiannya. Pendekar tua itu tahu ajalnya sudah dekat, tetapi ia t…