Text
Pesona Jilbab di Teheran (Reading Lolita in Tehran Random house , alih bahasa)
Membentuk satu kelompok diskusi yang berkumpul secara sembunyi-sembunyi setiap ada kesempatan. Mereka saling bercanda, berbagi kasih-sayang, berbagi cerita, saling menuturkan kesedihan dan keprihatinan atas perlakuan buruk, pelecehan seksual, kekerasan, dan segala bentuk penderitaan yang mendera mereka: hanya lantaran mereka "kebetulan dilahirkan " dengan berjenis kelamin wanita. Meski berasal dari latar-belakang keluarga, ideologi dan keyakinan yang berbeda, namun kesadaran kuat untuk mendobrak nasib buruk sebagai korban ketidakadilan dan keinginan untuk mendapatkan kebebasan mampu menyatukan mereka dalam satu ikatan emosional yang sangat kuat. Mereka menciptakan kebebasan, meski hanya tersekat di ruang tempat mereka berkumpul dan berdiskusi. Mereka bebas berekspresi, bebas berpikir, bebas membuka cadar dan jilbab serta jubah mereka, memperlihatkan model rambut dan sebagainya tanpa ada rasa khawatir dan takut diawasi oleh mata-mata rezim yang telah merampas kemandirian dan kebebasan mereka sebagai wanita. Atas nama apa pun, entah itu politik, tatanan sosial dan apalagi dalil-dalil agama, mereka berkeyakinan penuh bahwa "segala bentuk ketidakadilan atas kehidupan mereka yang terlahir sebagai wanita harus dilawan...!" Inilah memoar perlawanan para wanita di negeri Iran, negeri para Mullah, yang penuh semangat, inspirasi, dan motivasi: memoar perjuangan menggapai kebebasan yang seadil-adilnya agar sang jilbab bisa berkibar diterpa angin sahara dalam pesona yang tulus dan suci, tanpa keterpaksaan...
B410005913 | 823 NAF p | My Library (Kesusastraan) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain