Text
Politik Sastra: Edisi Kedua – Saut Situmorang
Buku Politik Sastra: Edisi Kedua ini berisi sejumlah esei yang sudah terbit sebelumnya dengan penambahan dua esei baru. Selain itu ada juga esei lama yang tidak lagi diikutkan dalam kumpulan ini dalam edisi edua ini satu esei yang tidak diikutkan lagi itu adalah esei yang berjudul “Memberhalakan ‘Kebebasan’ ala Memo Indonesia” mengingat substansi peristiwa Memo Indonesia sudah tidak penting dan tidak menarik lagi untuk dibicarakan. Ada pun dua esei tambahan adalah “Hiperbola Agus R. Sardjono” dan “Sastraku Sayang, Sastraku Malang”.
Dalam esei “Sastraku Sayang, Sastraku Malang” Saut memotret fenomena paling baru dalam sastra Indonesia. Mulai dari Puisi Esei dan upaya membawanya ke publik yang menjadi pemicu kericuhan dalam pergaulan sastra, hingga menyeret Saut ke pengadilan dan divonis hakim dengan hukuman 10 bulan percobaan, sampai klaim asersif seeorang, atau mungkin banyakorang, soal ketokohannya sendiri. Pengakuan diri sebagai penyair, eseis dan sebagainya itu menjadi tampak lucu dan memuakkan bagi sebagian orang, dan sekaligus melahirkan pemuja di pihak lain. Dalam esei ini, Saut mendedahkan pandangan, ideologi, dan sikapnya. Dalam kumpulan esei ini Saut menjadi corong mempertanyakan mitos-mitos kesasteraan kita, politik kanon sastra, dan sebangsanya Saut ingin mengatakan: sastra Indonesia tidak baik-baik saja.
Apa yang hari ini kita lihat sebagai kenyataan politik sastra, jauh-jauh hari Saut sudah digelisahkan oleh itu semua. Saut tampaknya seseorang yang mencintai sastra Indonesia dengan sungguh-sungguh, mengekspresikan pandangannya dengan beragam bentuk. Salah satunya dalam kumpulan esei ini. Buku Politik Sastra menjadi dokumentasi penting untuk melihat pandangan dan visi seorang Saut Situmorang tentang sastra Indonesia.
B4200006638 | 801.9 SAU p | My Library (Teori kesusastraan dan Retorika) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain