Text
Shakai Kaizo
Tahun 1918, di Jepang terjadi kerusuhan nasional, penjarahan toko beras dan penyerangan kantor polisi. Keurusuhan itu dipicu inflasi dan kesenjangan sosial yang makin parah sehingga masyarakat merasa frustasi. Meluasnya paham demokrasi dan kesadaran hak hidup juga menjadi pemicu kerusuhan massal tersebut.
Pemerintah pun sadar bahwa paham demokrasi saja tidak cukup. Pemerintah perlu segera merumuskan dan menjalankan kebijakan reformasi sosial demi kesejahteraan rakyat banyak.
Pemahaman tersebut muncul dalam slogan 'dari demokrasi ke reformasi'. Mulai 1919, pemerintah, pengusaha dan akademisi bekerja sama merumuskan kebijakan sosial, berupa pendidikan luar sekolah untuk meningkatkan kompetensi kerja rakyat, dan kebijakan rekreasi agar rakyat punya kesempatan refreshing, sebelum kembali bekerja dengan penuh semangat.
Tahun ini tepat 100 tahun dimulainya reformasi Jepang (1919-2019) semoga pengalaman dan keberhasilan Jepang tersebut dapat menjadi masukan bagi kita di Indonesia.
B430006989 | 952 SUS s | My Library (Geografi dan Sejarah) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain