Text
Lontara bilang (catatan harian) Raja Bone ke-16 La Patau Matanna Tikka Walinonoé Matinroé RI Nagauleng, Januari 1692-September 1714: alih aksara
Naskah kuno (manuskrip) di Sulawesi Selatan yang terdokumentasi dalam bentuk naskah asli (otentik),mula mula ditulis dengan menggunakan bahan daun lontar lalu ditulis dengan menggunakan bahan kertas sebagai alat tulis. Manuskrip-manuskrip ini, baik yang ditulis di atas daun lontar maupun kertas ditulis menggunakan aksara Bugis/Makassar yang disebut aksara lontara,sehingga naskahnya disebut lontara, Berdasarkan kandungan isi, manuskrip tersebut dibagi dalam dua kelompok besar, yakni kelompok karya sastra dan kelompok karya nonsastra (bukan sastra). Fachruddin Ambo Enre (1993) menyebut dikotomi ini dengan istilah lontara' untuk kelompok naskah karya nonsastra dan sure' untuk kelompok karya sastra
B4200007190.c1 | 819 BAS l | My Library (Kesusastraan) | Tersedia |
B4200007190.c2 | 819 BAS l | My Library (Kesusastraan) | Tersedia |
B4200007190.c3 | 819 BAS l | My Library (Kesusastraan) | Tersedia |
B4200007190.c4 | 819 BAS l | My Library (Kesusastraan) | Tersedia |
B4200007190.c5 | 819 BAS l | My Library (Kesusastraan) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain