Text
Serat Anbiya Syekh Imam Tabbri
Hal ini kontekstual dengan Serat Anbiya yang penulis angkat dalam tulisan ini. Secara umum masyarakat percaya bahwasanya Serat Anbiya adalah karangan dari Pangeran Diponegoro. Namun dalam kenyataannya, Serat Anbiya itu sendiri memiliki banyak versi. Beberapa versi tersebut bahkan cenderung berbeda, baik dari segi kepenulisan maupun dari segi isinya. Perbedaan-perbedaan tersebut dapat dilihat sebagai suatu hal yang kontekstual dengan apa yang di katakan Baroroh-Baried di atas meskipun Serat Anbiya tersebut memiliki kesamaan judul dan juga dipercayai dari pengarang yang sama, yaitu Pangeran Diponegoro. Berkaitan dengan Serat Anbiya tersebut, misalnya dapat dilihat dari penulisan Suyami (2016) dnegan judul "Kajian Serat Ambiya Peninggalan Mbah Demang Cakradikrama". Pada penulisan tersebut, Serat Ambiya dideskripsikan dengan serat yang di tulis menggunakan tangan dengan aksara Arab dan berbahasa Jawa dengan model penulisan berupa puisi Jawa tembang macapat. Kitab ini juga dikatakan memiliki tebal 459 lembar atau 918 halaman. Secara ringkas kitab tersebut berisi tentang ajaran keimanan kepada Tuhan, percaya kepada takdir, anugerah bagi yang taat dan hukuman bagi yang ingkar, hukuman pembalasan,pemahaman,atas adanya kecelakaan, nafsu dan syahwat manusia, pemahaman pada perbedaan karakter dan warna kulit pada setiap individu manusia, dan ikhlas pada keputusan dan mensyukuri pemberian orang tua.
B4200007253.c1 | 297.267 AHM s | My Library (Agama) | Tersedia |
B4200007253.c2 | 297.267 AHM s | My Library (Agama) | Tersedia |
B4200007253.c3 | 297.267 AHM s | My Library (Agama) | Tersedia |
B4200007253.c4 | 297.267 AHM s | My Library (Agama) | Tersedia |
B4200007253.c5 | 297.267 AHM s | My Library (Agama) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain