Text
SKRIPSI: Pola Komunikasi Interpersonal Pramuwisata Istura dalam Mempertahankan Kualitas Pelayanan Publik di Istana Kepresidenan Cipanas
NAJMI RANISA MAULINA. 044119338. 2023. Pola Komunikasi Interpersonal Pramuwisata Istura Dalam Mempertahankan Kualitas Pelayanan Publik di Istana Kepresidenan Cipanas. Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Budaya, Program Studi Ima Komunikasi, Universitas Pakuan Bogor. Di bawah bimbingan: Qoute Nuraini Cahyaningrum dan Prameswari Handayani.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi interpersonal oleh pramuwisata di Istana Kepresidenan Cipanas sebagai proses edukasi dalam menyampaikan nilai sejarah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Istana Kepresidenan Cipanas, Kab. Cianjur. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pramuwisata dalam program Istana Untuk Rakyat (Istura) menerapkan pola komunikasi interpersonal seperti, model linier yaitu komunikan yang pasif, terutama pengunjung dari Taman Kanak-kanak (Tk), pramuwisata melakukan pendekatan kepada pengunjung dengan mengukur kualitas pelayanan publik yaitu bukti langsung, salah satunya pramuwisata. Model interaktif, adanya urupan balik dari pengunjung yang bertanya mengenai latar belakang bangunan-bangunan, dan fasilitas umum, dengan mengukur kualitas pelayanan publik yaitu jaminan, dengan mengutamakan cara untuk berkomunikasi melalui pemahaman materi, dan kesopanan terhadap pengunjung. Model transaksional yaitu ketika komunikasi berlangsung ke segala arah, karena pramuwisata Istura mentransferkan pesan ke komunikan lain yaitu kepada guide pribadi yang pada akhirnya disampaikan kepada pengunjung dari mancanegara, dengan mengukur kualitas pelayanan publik yaitu bukti langsung, penanggung jawab program mengutamakan pramuwisata yang sangat paham materi dan menyesuaikan dengan lawan bicara, terutama warga negara asing. Saat melakukan interaksi, terdapat beberapa faktor penghambat yaitu gangguan teknis, gangguan semantik gangguan psikologi, gangguan fisik, rintangan status rintangan kerangka berpikir. Adapun faktor pendukung yaitu komunikator. kewenangan atau otoritas dari komunikator yang dapat mempermudah kelancaran dari penyampaian pesan, pelayanan dengan sikap dan wibawa sebagai seorang yang bertugas melayani publik, penyajian materi pesan yang dipersiapkan, penghindaran dari isyarat, lambang, bahasa yang sulit dimengerti, dan kondisi teknik yang baik.
B40 Ikom 1878 2024 | 1878 NAJ p 2023 | My Library (Skripsi Ilmu komunikasi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain