Text
Menerjemahkan: Mengurai Makna, Menguntai Kata
Menerjemahkan bukan soal memindahkan atau mengganti kata per kata, melainkan memindahkan konsep, pengertian, dan amanat si penulis. Hal ini terutama akan terasa ketika kita menerjemahkan novel atau karya fiksi lainnya. Karena berbeda dengan penulis nonfiksi yang pada umumnya menggunakan gaya bahasa lugas, penulis fiksi lebih memiliki keleluasaan untuk menggunakan berbagai macam gaya bahasa, peribahasa dan idiom, kata-kata nonbaku, bahasa daerah, slang, bahkan menciptakan sendiri istilah-istilah baru, yang hampir mustahil diterjemahkan kata per kata. Misalnya, “You’re nuts” tidak mungkin diterjemahkan jadi “Kau kacang” atau “Don’t be salty” artinya jelas bukan “Jangan jadi asin”, kan?
Konon, terjemahan dianggap bagus kalau hasilnya relatif sama dengan sumbernya, sehingga kalau dibaca tidak akan berbeda jauh dari tulisan aslinya. Pertanyaannya, bagaimana cara mencapai standar itu?
Buku ini memuat prinsip-prinsip dasar penerjemahan yang perlu diketahui mereka yang berminat mengenal seluk-beluk penerjemahan. Pembaca akan diajak menganalisis materi terjemahan, mengenali sekaligus menjawab tantangan-tantangan yang ada di dalamnya. Harapannya, buku ini dapat mengantar pembaca untuk menghasilkan terjemahan berstandar bagus tadi.
Semoga!
B410008022 | 418.02 DHA m | My Library (Bahasa) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain