Text
Sosiologi Sastra Setelah Marxisme
elahiran Posmarxisme salah satunya didorong oleh kekecewaan terhadap Marxisme ortodoks. Pada perjalanannya, posmarxisme tumbuh-kembang ke dua arah: posmarxisme (berisi para pemikir yang menyesali dan menentang Marxisme sebelumnya [ortodoks]) dan posmarxisme (berisi para pemikir yang memformulasikan kembali teori Marx dengan gerakan-gerakan baru seperti postrukturalisme, posmodernisme, dan feminisme gelombang kedua) Posmarxisme inilah yang akan lebih banyak disoroti di dalam buku ini.
Pemikiran-pemikiran utama Marx yang dianggap problematis tidak serta-merta diadopsi dan dijadikan dasar posmarxisme. Namun, "warisan" Marx tersebut diformulasikan ulang, dengan istilah-istilah dan pendekatan yang bisa sangat berbeda, dikolaborasikan dengan pemikiran-pemikiran di luar Marxisme, sehingga menjadi konstruksi kritik-kritik ''baru". Kritik-kritik baru ini digunakan para posmarxis sebagai "politwal response" untuk menghadapi kapitalisme dan segala bentuk ortodoksi. Meskipun demikian, posmarxisme cenderung berjarak dengan pergulatan aktual (melalui partai, gerakan, dan kelompok sosial). Posmarxisme justru lebih mengarah pada praktik intelektual-akademik.
Buku ini menyoroti gagasan-gagasan penting dari tokoh-tokoh setelah Marxisme Slavoj Zizek, Giorgio Agamben, Jacques Ranciere, Jean-Luc Nancy, dan Antonio Negri, dan tetap berpijak pada pemikiran Marx, Althusser, dan Gramsci sebagai tiga tokoh penting awal perkembangan pemikiran Posmarxisme. Buku ini, meski tidak secara sempurna menyajikan penelusuran filosofi-historis antara pemikiran Marxisme ortodoks/struktural dan posstruktural, mengupayakan adanya gambaran ringkas yang dapat disajikan dari sebagian pemikir Posmarxis tersebut; serta sebagai ilustrasi kerja-kerja pemikiran Posmarxis dalam kajian sastra.
B420008097 | 810 APR s | My Library (Kesusastraan) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain