Text
Sepotong Kisah di Balik 98 : Cerita Pilihan Okky Madasari
Bertahun tahun kulalui menungu hari ini tiba. Hari di mana kupikir segalanya akan membaik. Hari yang kuharapkan akan menjadikanmu sosok penuh jiwa dan kehangatan sebagaimana dahulu kala.
Kuingat betul bagaimana saban hari kuajak kau berkeliling, kuceritakan banyak hal yang kita lalui dahulu. Sesekali kau merespons dengan tawa, seolah kau ingat kejadian yang kumaksud. Kali lainnya kesedihan bergelayut di wajahmu, seolah apa yang kukisahkan membuatmu teringat akan kejadian lainnya. Namun, dalam banyak waktu, kau lebih banyak diam dan merenung. Atau menekuk wajahmu dalam-dalam, sebagaimana kau menarik dirimu sendiri kian dalamhingga tidak bisa lagi kugapai.
Bukan hanya aku, lelaki itu pun melakukan hal serupa. Tak letihletihnya ia menyisir rambutmu setiap pagi dan petang. Tak lelah-lelahnya ia menyuapimu makan tiga kali sehari. Di sela rutinitas itu, dikisahkannya padamu banyak hal yang telah berlalu, atau dia sekadar menceritakan apa yang akan dilakukannya esok.
Setiap tahun, di hari ulang tahunmu, aku akan membeli kue kecil dan menyalakan lilin di atasnya. Aku berdoa sebagaimana yang kau ajarkan dulu. Kutinggalkan semua keris dan pusaka yang kuyakini telah melindungiku selama ini—dan keluarga kecil kita. Aku bersujud lima waktu, tak ketinggalan puasa dua kali seminggu.
B420008258 | 813 OKK s | My Library (Kesusastraan) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain