Text
SKRIPSI: Konstruksi Makna Tunagrahita Bagi Guru dalam Mengembangkan Kemandirian (Studi Fenomenologi Manajemen Komunikasi pada SLB Al-Rosyadiyah Kabupaten Sukabumi)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana para guru SLB AI-Rosyadiyah Kabupaten Sukabumi mengkonstruksikan makna tunagrahita dalam mengembangkan kemandiriannya. Melalui program khusus Bina Diri, para guru melatih juga membiasakan peserta didik tunagrahita untuk melakukan berbagai kegiatan harian yang umumnya dianggap sederhana. Tujuan dari pembelajaran ini adalah agar peserta didik tunagrahita bisa mandiri dan tidak terlalu bergantung pada orang lain terlepas dari keterbatasannya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah teknik wawancara mendalam, observasi partisipan, juga dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa program khusus bina diri yang diberikan oleh para guru kepada peserta didik tunagrahita mencakup pada merawat dan mengurus diri, menolong diri, kemampuan berkomunikasi. bersosialisasi dan beradaptasi, juga penguasaan pekerjaan, dan pendidikan akan seks seperti pemahaman akan reproduksi sudah diajarkan sejak peserta didik masuk ke SLB Al-Rosyadiyah yang disesuiakan dengan tingkatan dan kemampuannya, namun daya tangkap dan kemampuan peserta didik tunagrahita yang berbeda menyebabkan para guru memiliki pendekatannya tersendiri dalam mengambangkan kemandiriannya. Kesimpulannya, selama menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dalam mengembangkan kemandirian peserta didik tunagrahita, para guru memiliki pengalaman dan sudut pandangnya tersendiri yang mana dengan teori interaksionisme simbolik dapat membentuk konstruksi sebuah makna atas pengembangan kemandirian peserta didik tunagrahita. Pembentukan makna yang berbeda antara para guru disebabkan pengalaman yang berbeda. Perbedaan antara apa yang sudah para guru ajarkan dan latih dengan apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik tunagrahita itu berbeda, tergantung pada kebutuhan, karakter, IQ. perbedaan jenjang pendidikan, usia kalender, suasana hati peserta didik, maupun cara didik keluarga.
Tidak tersedia versi lain