Text
SKRIPSI: Representasi Subkultur Yankii dalam Anime WIND BREAKER
Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana subkultur yankii direpresentasikan dalam anime Wind Breaker serta membandingkannya dengan representasi yankii dalam anime, manga, atau film Jepang sebelumnya. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus interpretatif, serta teori representasi Stuart Hall, teori subkultur Dick Hebdige, dan semiotika Roland Barthes. Data dikumpulkan melalui dokumentasi dan studi pustaka, kemudian dianalisis secara kualitatif. Teknik analisis data secara keseluruhan menggunakan teknik kualitatif, yang dilakukan dengan cara pengumpulan data, pengurangan data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan riset. Sumber data yang digunakan berupa dialog, narasi, dan visual yang terdapat pada anime Wind Breaker. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Wind Breaker merepresentasikan yankii tidak lagi sebagai sosok kriminal atau pembuat onar, melainkan sebagai pelindung masyarakat, agen keadilan, dan simbol solidaritas. Simbol kenakalan seperti chouran, tindik, dan kekerasan mengalami resignifikasi menjadi simbol moralitas altematif. Anime ini menciptakan mitos baru bahwa yankii adalah pahlawan urban yang membela yang lemah. Kesimpulannya, Wind Breaker tidak hanya merepresentasikan ulang identitas yankii, tetapi juga memperlihatkan bagaimana media populer turut membentuk makna sosial baru yang membingkai kekuatan fisik dan kekerasan sebagai bagian dari narasi moral dan keadilan.
Tidak tersedia versi lain