Text
Sastra Yang malas: obrolan sepintas lalu
Dalam buku ini, Donny menyinggung tentang ‘kemalasan’ kritikus sastra yang hanya mengulas karya-karya yang dilegalisasi oleh media massa besar, atau pun kalau ada nama baru, ia pasti berasal dari sebuah komunitas yangs angat mapan. “Mengapa tidak ada yang mau turun ke bawah, misalnya ke Yogya atau Bandung di mana kegiatan cultural studiesnya sudah mulai berkembang lewat bendera penerbitan yang digagas secara independen?” ujar penulis kelahiran Jakarta, November 1975 ini. Kemalasan lain juga ditunjukkan lewat karya-karya yang penulisan naratifnya kurang lancar meskipun karya itu bagus, padahal hakekatnya karya sastra adalah cerita sehingga hanya bertumpu pada eksplorasi bahasa. Hal ini tidak disalahkannya, tapi kalau semuanya menulis ke arah itu, mau ke mana masa depan sastra kita, demikian ia memertanyakan.
“Apalagi sekarang ini kita sedang dilanda penerbitan buku-buku novel bertema seks. Saya bilang itu tidak apa-apa, tapi mengapa lebih banyak? Padahal masih banyak tema lain yang bisa digali. Jadi lewat buku ini saya mengingatkan kita jangan terlena, karena masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dalam dunia kesusasteraan Indonesia
B420005826 | 810 DON s | My Library (Kesusastraan) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain