Sejatinya menghadap ke mana pun, kita melihat kebesaran Allah yang membuat kita menyebut nama-Nya. Bukan hanya di Ka‘bah, tapi juga di gubuk-gubuk orang miskin, di rumah-rumah yatim, bahkan di lembaga pemasyarakatan. Masjid bisa roboh, Ka‘bah bisa sepi, tapi hati manusia yang beriman akan abadi dalam ketaatan dan kecintaan pada-Nya.
Aleister Crowley memberi gambaran mengenai konten puisinya yang atheis gambaran pemikirannya tentang Tuhan melalui tokoh aku yang sedang berbicara kepad tokoh habib. Bhawasanya Tuhan bersama agamanya sellau menggiring manusia untuk mengelu-elukan dirinya, meninggalkan sifat dasar manusia dan melupakan duniawi. Melalui symbol yang ditinggalkanya seperti wine shake the marrow of the spine marble …