Buku ini menguraikan secara sistimatis dan kronologis kesusasteraan Indonesia moderen. Diawali dengan pengantar tentang karakteristik unik sastera Indonesia dalam perbandingannya dengan apa yang disebut sastera Nusantara, maka dibukalah babak kelahiran sastera Indonesia moderen sejak awal abad kedua puluh
Ditulisnya buku ini diharapkan secara khusus meningkatkan sumber daya manusia menuju kearah kemandirian seorang dosen, aplikasi terhadap konsep teoritis, dan secara umum diharapkan dapat meningkatkan citra kampus menuju akreditasi yang lebih baik. Buku ini penulis beri judul Teori dan Sejarah Sastra karena buku ini berisi berbagai sumber yang berkaitan dengan paradigma dan kepriodeaan sastra. …
Buku ini merangkum 20 artikel yang pernah ditulis oleh Claudine Salmon tentang sastra Tionghoa Peranakan dari paruh kedua abad ke-19 sampai masa awal kemerdekaan
1.Achibe and Ngugi: Literature of Decolonization (Lutfi Hamadi) 2.Borneo in the Eyes of Joseph Conrad (Suhana binti Sarkawi, Datu Sanib bin Said) 3.Looking at India Through “Yhe Perforated Sheet” in Rushdie’ Midnight’s Children (Nita Novianti) 4.Negotiation in Diasporic Identity in Jhumpa Lahiri’s The Third and Final Continent and This Blessed House (Retno Wulandari) 5.Religious…
Analisis akademik atas sejumlah cerita pendek (cerpen) yang termuat pada Djawa Baroe dan Pandji Pustaka, dua majalah yang terbit pada masa pendudukan Jepang (19421945). Banyak orang menduga bahwa sastra pada masa pendudukan Jepang mengalami sensor ketat oleh pemerintah pendudukan Jepang dan merupakan sastra propaganda. Namun, ternyata, analisis Sunu Wasono atas sejumlah cerpen Indonesia yang di…
“Secara keseluruhan isi buku ini adalah perpaduan mengagumkan antara sejarah politik, sejarah sastra, dan cara yang ditempuh Congress for Cultural Freedom di bawah naungan CIA, sebagaimana dinyatakan seorang profesor Yale, untuk “meyakinkan orang-orang gamang sedunia bahwa kita [Amerika] memiliki sesuatu yang jauh lebih baik daripada Komunisme.” The New York Times “Buku bertajuk ‘F…