Novel ini mengangkat berbagai permasalahan wanita kepermukaan, seperti perceraian, hidup menjanda, mendidik dan memelihara anak seorang diri, berpacaran, dan keraguan terhadap lembaga perkawinan. Secara bertahap, novel ini menyajikan keadaan wanita dan sikap pria yang tidak saling menghargai. Akibatnya, mereka tidak saling mengisi dan saling menghargai.
Hubungan yang semakin memburuk dengan suaminya, membuat Dini menjalani harinya tanpa semangat. Setitik harapan yang tersisa di hatinya hanyalah terwujudnya rencana yang telah disusun 'Kaptenku' -kekasihnya. Namun, sia-sia Dini menantikan datangnya surat atau dering telepon dari Sang Kapten