Text
Kritik Sastra Indonesia Mencari Kambing Hitam: sepilihan esai dan kritik sastra klasik Indonesia
Buku yang terbit tahun 2017 dengan tebal 179 halaman ini, merupakan buku antologi kritik sastra dari 21 orang sastrawan, pengamat, dan kritikus sastra Indonesia yang diambil dari tahun 1935 sampai 1984 (rentang waktu 49 tahun). Sejumlah nama besar yang karyanya dihimpun dalam buku yang mau diperkenalkan ini, antara lain Sutan Takdir Alisjahbana (STA), Sanusi Pane, Sutan Sjahrir, Chairil Anwar, Pramoedya Ananta Toer, H. B. Jassin, Iwan Simatupang, Dick Hartoko, Dami N. Toda, dan lain-lain.
Dimulai dari karangan STA (1935) yang dimuat dalam majalah Poedjangga Baroe berjudul “Menuju Masyarakat dan Kebudayaan Baru Indoesia – Prae-Indonesia” diakhiri dengan karangan Dami N. Toda (1984) yang diambil dari bukunya Hamba-Hamba Kebuayaan yang berjudul “Kritik Sastra Indonesia Mencari Kambing Hitam.” Jadi, judul buku ini diambil langsung dari judul karangan Dami N. Toda, seorang kritikus sastra Indonesia modern kelahiran Manggarai, Flores, 29 September 1942, meninggal dunia di Hamburg, Jerman pada 10 November 2006.
Kritik sastra Indonesia dituduh tidak bisa mengimbangi perkembangan karya sastra Indonesia yang pesat. Akibatnya, karya-karya sastra Indonesia hanya dikenal di kalangan elit dan terbatas. Tudingan lain, selepas pensiunnya H. B. Jassin (1917-2000) dari gelanggang kritik sastra Indonesia, sulit ditemukan kritikus sastra yang sewibawa dan seproduktif H. B. Jassin. Kurang berwibawa dan kurang produktifnya kritikus dalam melakukan kritik sastra menambah beban kritik sastra sebagai kambing hitam.
Problem lain yang melilit kritik sastra Indonesia adalah ketidakberdayaan teori kritik sastra yang dijadikan acuan. Apabila ada kritik sastra yang terlalu teoretik dan teknis, hasilnya kurang lentur, unsur seninya berkurang sehingga membosankan. Sungguh tidak mudah untuk menyatakan teori mana yang tepat untuk bekal kritik sastra.
B420007572 | 801.9 KRI k | My Library (KESUSASTRAAN) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain